Minggu, 02 Maret 2014

METODE PEMBELAJARAN YANG MENYENANGKAN

                Oleh : KEMAL PASHA

KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan  Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayahNya kepada penulis sehingga karya tulis yang berjudul “ Metode Belajar yang menyenangkan di kalangan siswa sekolah menengah atas” ini dapat diselesaikan sesuai dengan rencana.
Kami berharap agar karya tulis yang telah kami buat ini dapat memberi engaruh besar dalam membangun kembali semangat belajar siswa. Dalam penyelasaian karya tulis ini, kami mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, kami mengucakan terimakasih kepada :
1.      Bapak dan Ibu guru selaku pembimbing penulisan karya tulis ilmiah ini.
2.      Semua pihak yang telah membantu kami.
Pembuatan karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat kami harapakan. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

                                                                                                            KEDIRI 4 Maret  20114

Penulis
 
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Seringkali belajar diartikan sebagai salah satu kegiatan yang dilakukan dengan terpaksa (apalagi saat sekolah), bukan karena kita tertarik untuk mempelajarinya. Mempelajari sesuatu dengan ''terpaksa'' tidak banyak membawa manfaat bagi kita, malah bisa-bisa hilang dari ingatan begitu ujian telah selesai dilaksanakan. Jika kita mengetahui betul apa sesungguhnya yang menarik bagi kita, tentu akan lebih mudah mencari ragam informasi penting yang akan kita pelajari. Tak ada seorang pun yang mampu memberikan informasi tentang apa yang menarik untuk kita pelajari kecuali kita sendiri. Dan yang perlu diingat adalah seberapa cepat pun kita belajar dan memahami suatu informasi, maka informasi itu dengan mudah bisa hilang dari ingatan jika ternyata yang kita pelajari tersebut bukan seperti sesuatu yang menjadi inti ketertarikan kita.
      Kartu bridge, adalah sekumpulan kartu seukuran tangan yang digunakan untuk permainan kartu. Kartu ini sering juga digunakan untuk hal-hal lain, seperti sulap, enkripsi, permainan papan, dan pembuatan rumah kartu. Selain dihubungkan dengan permainan- permaianan judi atau magis, ternyata kartu bridge juga dapat digunakan sebagai salah satu media pembelajaran yang cukup efektif dan menarik minat siswa .

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan, maka yang akan diteliti oleh penulis dirumuskan sebagai berikut :
1.      Bagaimanakah metode pembelajaran yang menyenangkan?

1.3  Tujuan
Dari latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1.      Untuk mengetahui bagaimanakah metode pembelajaran yang menyenangkan.

1.4  Manfaat
Dari tujuan di atas, maka manfaat yang diperoleh sebagai berikut.

1.4.1         Bagi Penulis
Memberi solusi bagaimana belajar sambil bermain yang membuat minat siswa untuk belajar lebih tinggi.
1.4.2         Bagi Siswa
Siswa semakin giat belajar dan berusaha bersaing dengan teman yang lain untuk mendapatkan nilai yang lebih baik. Siswa juga bisa belajar sambil bermain.
1.4.3         Bagi Guru
Sebagai sarana pembelajaran yang mudah sehingga guru tidak khawatir bila siswa tidak belajar.
























                                                                       BAB II
PEMBAHASAN
2.1       Metode belajar
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai rencana yang sistematis untuk menyampaikan informasi (Gerlach dan Elly, 80:14). Bisa diartikan juga metode: ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, eksperimen, laboratorium, penemuan (discovery atau  inquiry), investigasi, eksplorasi, pemecahan masalah, permainan, matematika di luar kelas, pemberian tugas (drill atau latihan), bermain peran, dan pembelajaran kooperatif.
Metodelogi mengajar adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik dalam arti tujuan pengajaran tercapai.Agar tujuan pengajaran tercapai sesuai dengan yang telah dirumuskan oleh pendidik, maka perlu mengetahui, mempelajari beberapa metode mengajar, serta dipraktekkan pada saat mengajar.
2.2       Macam-macam metode belajar
1.Metode Belajar Menggunakan Kartu Bridge
            Metode menggunakan kartu bridge adalah metode belajar yang menyenangkan,sangat efisien serta menarik minat siswa dalam belajar karena dengan pembelajaran tersebut siswa diajak untuk belajar menjawab soal yang diambil secara acak melalui setumpukan kartu bridge yang dibaliknya sudah diberi soal dan nomor soal. Selain kartu bridge yang sudah diberi soal dan nomor soal, disediakan pula kunci jawab bernomor yang dilekatkan di balik kartu lain. Sehingga setelah menjawab soal yang disediakan, siswa dapat melihat jawaban soal tersebut di kartu jawaban sesuai dengan nomor kartu soal.
Kelebihan :
a.      Sebagai tolok ukur atau latihan. Memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif, bertanggung jawab dan percaya diri sendiri.
b.      Belajar dapat digunakan sebagai permainan
Kelemahan :
a.      Soalnya terbatas karena jumlah kartu bridge hanya 52,jadi soal yang digunakan hanya berjumlah sesuai dengan jumlah kartu bridge.
2.         Metode Pemberian tugas
Kelebihan :
a. Pengetahuan yang di peroleh murid dan hasil belajar, hasil percobaan atau
hasil penyelidikan yang banyak berhubungan dengan minat atau bakat yang
berguna untuk hidup mereka akan lebih meresap, tahan lama dan lebih
otentik.
b. Mereka berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil
inisiatif, bertanggung jawab dan berdiri sendiri.
c. Tugas dapat lebih meyakinkan tentang apa yang di pelajari dari guru, lebih
memperdalam, memperkaya atau memperluas wawasan tentang apa yang di
pelajari.
d. Tugas dapat membina kebiasaan siswa untuk mencari dan mengolah sendiri
informasi dan komunikasi. Hal ini di perlukan sehubungan dengan abad
informasi dan komunikasi yang maju demikian pesat dan cepat.
Kelemahan :
Metode ini dapat membuat siswa bergairah dalam belajar di lakukan dengan
berbagai variasi sehingga tidak membosankan.
3.Metode Ceramah
Ceramah adalah penuturan atau penerangan secara lisan oleh guru terhadap kelas. Alat interaksi yang terutama dalam hal ini adalah “berbicara". Dalam ceramahnya kemungkinan guru menyelipkan pertanyaan pertanyaan, akan tetapi kegiatan belajar siswa terutama mendengarkan dengan teliti dan mencatat pokok pokok penting, yang dikemukakan oleh guru; bukan menjawab pertanyaan-pertanyaan siswa.
Dalam lingkungan pendidikan modern, ceramah sebagai metode mengajar telah menjadi salah satu persoalan yang cukup sering diperdebatkan. Sebagian orang menolak sama sekali dengan alasan bahwa cara sebagi metode mengajar kurang efisien dan bertentangan dengan cara manusia belajar. Sebaliknya, sebagian yang mempertahankan berdalih, bahwa ceramah lebih banyak dipakai sejak dulu dan dalam setiap pertemuan di kelas guru tidak mungkin meninggalkan ceramah walaupun hanya sekedar sebagai kata pengantar pelajaran atau merupakan uraian singkat di tengah pelajaran.
Kalau kita teliti lebih lanjut, sebenarnya alasan-alasan tersebut di atas tidaklah sama sekali salah, tatapi juga tidak sama sekali benar. Hal yang sebenarnya adalah bahwa dalam situasi-situasi tertentu, metode ceramah merupakan metode yang paling baik, tetapi dalam situasi lain mungkin sangat tidak efisien. Guru yang bijaksana senantiasa menyadari kondisi-kondisi yang berhubungan situasi pengajaran yang dihadapinya, sehingga ia dapat menetapkan bilamanakah metode ceramah sewajamya digunakan, dan bilakah sebaiknya dipakai metode lain. Tidak jarang guru menunjukkan kelernahannya, karena ia hanya mengenal satu atau dua macam metode saja dan karenanya ia selalu saja menggunakan metode ceramah untuk segala macam situasi. Kelemahan ini juga merupakan salah satu sebab mengapa metode ceramab dikritik orang, dan sering dirangkaikan dengan sifat verbalistis (kata-kata tetapi tidak mengerti artinya).

Situasi di bawah ini sesuai untuk penggunaan metode ceramah:
a.      Kalau guru akan menyampaikan fakta atau pendapat dimana tidak terdapat bahan bacaan yang merangkum fakta yang dimaksud. Sebagai contob: di suatu kelas SMP, guru mengajarkan Sejarah terbentuknya candi Borobudur. Di perpustakaan sekolah tidak tersedia bukti yang menggambarkan sejarah candi tersebut. Maka tepatlah bila guru memberikan penjelasan dengan metode ceramah.
 
b.      Jika guru akan menyampaikan pengajaran kepada sejumlah siswa yang besar (misalnya sekitar 75 orang atau lebih), maka metode ceramah Iebih efisien dari pada metode lain seperti diskusi, demonstrasi atau eksperimen. Sebab dengan diskusi, guru harus mengatur slswa berkelompok dengan mengubah susunan kursi, sudah tentu dibutuhkan kelas yang besar. Juga guru akan mengalami kesulitan dalam mengawasi kelompok-kelompok yang berjumlah besar. Demikian pula untuk penyelenggaraan demonstrasi atau eksperimen untuk jumlah besar, selain alat-alat yang tidak mencukupi, pengelolaan pengajaran juga mengalami kesulitan.
 
c.       Kalau guru adalah pembicara yang bersemangat sehingga dapat memberi motivasi kepada siswa untuk mengerjakan suatu pekerjaan. Dalam keadaan tertentu, sebuah pembicaraan yang bersemangat akan mcnggerakkan hati siswa untuk menimbulkan tekad baru. Misalnya ceramah tentang sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
 
d.      Jika guru akan menyimpulkan pokok-pokok penting yang telah diajarkan, sehingga memungkinkan siswa untuk melihat lebih jelas hubungan antara pokok yang satu dengan lainnya. Misalnya, setelah guru selesai mengajarkan sejarah perjuangan bangsa, kepada para siswa ia memberi tugas untuk menjawab beberapa pertanyaan yang dikerjakan dirumah. Kemudian pada pelajaran berikutnya, guru membicarakan bersama tugas yang telah dikerjakan siswa, dan guru menyimpulkan garis besar sejarah tersebut.
 
e.      Kalau guru akan memperkenalkan pokok bahasan baru. Dalam sebuah kelas, siswa telah sampai pada bagian tata bahasa yang membicarakan tata kata. Untuk itu guru akan menjelaskan perbedaan antara fonetik dan fonemik dengan berbagai contoh.

Kelebihan : 
a.      Guru menguasai arah pembicaraan seluruh kelas :
Kalau kelas sedang berdiskusi, sangatlah mungkin bahwa seorang siswa mengajukan pendapat yang berbeda dengan anggota kelompok yang lain, hal ini dapat mempengaruhi suasana dan diskusi jadi berkepanjangan bahkan sering menyimpang dari pokok bahasan. Tetapi pada metode ceramah hanya guru yang berbicara, maka ia dapat menentukan sendiri arah pembicaraan.
  
b.      Organisasi kelas sederhana :
Dengan ceramah, persiapan satu-satunya bagi guru adalah buku catatannya. Pada seluruh jam pelajaran ia berbicara sambil berdiri atau kadang-kadang duduk. Cara ini paling sederhana dalam hal pengaturan kelas, jika dibandingkan dengan metode demonstrasi dimana guru harus mengatur alat-alat. Atau dibandingkan dengan kerja kelompok, dimana guru harus membagi kelas ke dalam beberapa kelompok, ia harus merubah posisi kelas.
Kelemahan :
a.      Guru tak dapat mengetahui sampai dimana siswa telah mengerti pembicaraannya. Kadang-kadang guru beranggapan bahwa kalau para siswa duduk diam mendengarkan atau sambil mengangguk-anggukkan kepalanya, berarti mereka telah mengerti apa yang diterangkan guru. Padahal anggapan tersebut sering meleset, walaupun siswa memperlihatkan reaksi seolah-olah mengerti, akan tetapi guru tidak mengetahui sejauh mana penguasaan siswa terhadap pelajaran itu. Oleh karena itu segera setelah ia berceramah, harus diadakan evaluasi, misalnya dengan tanya jawab atau tes.
  
b.      Kata-kata yang diucapkan guru, ditafsirkan lain oleh siswa. Dapat terjadi bahwa siswa memberikan pengertian yang berlainan dengan apa yang dimaksud oleh guru. Kiranya perlu kita sadari bahwa tidak ada arti yang mutlak untuk setiap kata tertentu. Kata-kata yang diucapkan hanyalah bunyi yang disetujui penggunaannya dalam suatu masyarakat untuk mewakili suatu pengertian. Misalnya: kata modul, bagi siswa SLTP Terbuka dan mahaiswa UT diartikan sebagai salah satu bentuk bahan belajar yang berwujud buku materi pokok. Sedangkan bagi para astronout, modul diartikan sebagai salah satu komponen dari pesawat luar angkasa. Itulah sebabnya maka setiap anak harus membentuk perbendaharaan bahasanya berdasarkan pengalaman hidupnya sehari-hari. Selama ada persamaan pendapat antara pembicara dengan pendengar, maksud pembicaraan akan dimengerti oleh pendengar. Kalau guru menggunakan kata-kata abstrak seperti “keadilan”, “kepribadian”, “kesusilaan”, mungkin bagi setiap siswa tidak sama pengertiannya, atau sangat kabur mengartikan kata-kata itu. Lebih-lebih lagi bila kata-kata itu dirangkaikan dalam kalimat, akan semakin banyak kemungkinan salah tafsir dari pembicaraan guru. Itulah sebabnya mengapa sering terjadi siswa sama sekali tidak memperoleh pengertian apapun dari pembicaraan guru. Oleh karena itu bila guru ingin menjelaskan sesuatu yang kiranya masih asing bagi siswa, guru dapat menyertakan peragaan dalam caramahnya. Peragaan tersebut dapat berbentuk benda yang sesungguhnya, model-model dari benda, menggambarkan dengan bagan atau diagram di papan tulis.

Langkah-langkah di bawah ini dapat dipakai sebagai petunjuk untuk mempertinggi hasil metode ceramah:
a.      Tujuan pembicaraan (ceramah) harus dirumuskan dengan jelas.
 
b.      Setelah menetapkan tujuan, harus diteliti apakah metode ceramah merupakan metode yang sudah tepat digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Sering terjadi setelah melihat tujuan dan metode ternyata untuk keperluan ini lebih tepat digunakan metode lain. Menyusun ceramah dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
o    bahan ceramah dapat dimengerti dengan jelas, maksudnya setiap pengertian dapat menghubungkan pembicaraan dengan pendengar dengan tepat.
o    Dapat menangkap perhatian siswa
o    Memperlihatkan kepada pendengar bahwa bahan yang mereka peroleb berguna bagi kehidupan mereka.
 
c.       Menanamkan pengertian yang jelas. Hal inmi dapat dilaksanakan dengan berbagai jalan. Salah satu diantaranya adalah : guru memulai pembicaraan dengan suatu ikhtisar/ringkasan tentang pokok-pokok yang akan diuraikan. Kemudian menyusul bagian dari pokok bahasan yang merupakan inti, dan akhimya disimpulkan kembali pokok-pokok yang penting dari pembicaraan itu. Jalan lain yang dapat ditempuh misalnya, untuk setiap ungkapan sulit, terlebih dahulu dikemukakan contoh-contoh. Atau guru terlebih dahulu mengemukakan suatu cerita singkat bersifat ilustratif, sehingga dapat menggambarkan dengan jelas apa yang dimaksud.
  
d.      Menangkap perhatian siswa dengan menunjukkan penggunaannya. Siswa akan tertarik bila mereka melihat bahwa apa yang di pelajari berguna bagi kehidupan. Sebuah teknik yang sering dapat menguasai perhatian siswa pada awal ceramah sampai selesai adalah dengan menghadapkan siswa pada pertanyaan. Dengan pertanyaan itu mereka diajak berpikir dan seterusnya mengikuti pembicaraan guru.

4. Metode Tanya jawab
Dalam menggunakan metode mengajar, tidak hanya guru saja yang senantiasa berbicara seperti halnya dengan metode ceramah, melainkan mencakup pertanyaan-pertanyaan dan penyumbangan ide-ide dari pihak siswa. Cara pengajaran yang seperti ini dapat dibedakan dalam dua jenis ialah: (1) metode tanya-jawab, dan (2) metode diskusi.

Perbedaan pokok diantara metode tanya-jawab dengan metode diskusi terletak pada:
1.      Corak pertanyaan yang diajukan guru.
2.      Sifat pengambilan bagian yang diharapkan dari pihak siswa. Pada hakekatnya metode tanya jawab berusaha menanyakan apakah siswa telah mengetahui fakta-fakta tertentu yang sudah diajarkan, dalam hal lain guru juga bermaksud ingin mengetahui tingkat-tingkat proses pemikiran siswa. Melalui metode tanya-jawab guru ingin mencari jawaban yang tepat dan faktuaL Sebaliknya dengan metode diskusi, guru mengemukakan pertanyaan-pertanyaan yang agak berbeda sifatnya. Di sini guru merangsang siswa untuk menggunakan fakta-fakta yang telah dipelajari untuk memecahkan suatu persoalan. Pertanyaan seperti ini biasanya tidak mempunyai jawaban yang tepat dan tunggal, melainkan lebih dari sebuah jawaban.
Dari penjelasan tersebut kita ketahui bahwa metode tanya jawab mempunyai hubungan dengan metode apakah yang sedang dipakai guru metode ini sering sukar dibedakan, tujuan dan teknik masing-masing cukup mempunyai perbedaan yang besar sehingga dalam uraian ini seyogianya dibedakan.
 
Metode tanya-jawab digunakan dengan maksud :
a.      Melanjutkan (meninjau) pelajaran yang lalu
b.      Menyelingi pembicaraan untuk mendapatkan kerjasama siswa
c.       Memimpin pengamatan dan pemikiran siswa.

Kelebihan :
a.      Kelas lebih aktif karena siswa tidak sekedar mendengarkan saja
b.      Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya sehingga guru mengetahui hal-hal yang belum dimengerti oleh para siswa
c.       Guru dapat mengetahui sampai di mana penangkapan siswa terhadap segala sesuatu yang diterangkan.
Kelemahannya :
a.      Dengan tanya jawab kadang-kadang pernbicaraan menyimpang dari pokok persoalan bila dalarn mengajukan pertanyaan, siswa menyinggung hal-hal lain walaupun masih ada hubungannya dengan pokok yang dibicarakan. Dalarn hal ini sering tidak terkendalikan sehingga membuat persoalan baru.
b.      Membutuhkan waktu lebih banyak.




















BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Dalam proses pembelajaran dapat digunakan bermacam-macam metode. Salah satunya menggunakan kartu bridge karena metode tersebut sangat menyenangkan dan efisiensi. Metode belajar tersebut mengajak siswa belajar sambil bermain sehingga tidak menimbulkan kejenuhan. Selain itu jika dibandingkan dengan metode belajar lain,metode belajar menggunakan kartu bridge hanya memiliki sedikit kekurangan yaitu keterbatasan kartu yang dapat diselesaikan denngan menambah jumlah kartu sesuai dengan jumlah soal yang diinginkan. Pembelajaran menggunakan metode ini juga dapat diterapkan pada semua jenjang mulai dari TK hingga perguruan tinggi dengan diadakan sosialisasi cara belajar dengan metode tersebut terlebih dahulu. Selain itu soal yang ditempelkan pada kartu juga disesuaikan dengan tingkat atau jenjang sekolah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar