METODE PEMBELAJARAN YANG MENYENANGKAN
Oleh : KEMAL PASHA
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang
Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayahNya kepada penulis
sehingga karya tulis yang berjudul “ Metode Belajar yang menyenangkan di
kalangan siswa sekolah menengah atas” ini dapat diselesaikan sesuai
dengan rencana.
Kami
berharap agar karya tulis yang telah kami buat ini dapat memberi
engaruh besar dalam membangun kembali semangat belajar siswa. Dalam
penyelasaian karya tulis ini, kami mendapat bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu, kami mengucakan terimakasih kepada :
1. Bapak dan Ibu guru selaku pembimbing penulisan karya tulis ilmiah ini.
2. Semua pihak yang telah membantu kami.
Pembuatan
karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran
dan kritik yang membangun sangat kami harapakan. Semoga karya tulis ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.
KEDIRI 4 Maret 20114
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seringkali
belajar diartikan sebagai salah satu kegiatan yang dilakukan dengan
terpaksa (apalagi saat sekolah), bukan karena kita tertarik untuk
mempelajarinya. Mempelajari sesuatu dengan ''terpaksa'' tidak banyak
membawa manfaat bagi kita, malah bisa-bisa hilang dari ingatan begitu
ujian telah selesai dilaksanakan. Jika kita mengetahui betul apa
sesungguhnya yang menarik bagi kita, tentu akan lebih mudah mencari
ragam informasi penting yang akan kita pelajari. Tak ada seorang pun
yang mampu memberikan informasi tentang apa yang menarik untuk kita
pelajari kecuali kita sendiri. Dan yang perlu diingat adalah seberapa
cepat pun kita belajar dan memahami suatu informasi, maka informasi itu
dengan mudah bisa hilang dari ingatan jika ternyata yang kita pelajari
tersebut bukan seperti sesuatu yang menjadi inti ketertarikan kita.
Kartu bridge,
adalah sekumpulan kartu seukuran tangan yang digunakan untuk permainan
kartu. Kartu ini sering juga digunakan untuk hal-hal lain, seperti
sulap, enkripsi, permainan papan, dan pembuatan rumah kartu. Selain
dihubungkan dengan permainan- permaianan judi atau magis, ternyata kartu
bridge juga dapat digunakan sebagai salah satu media pembelajaran yang
cukup efektif dan menarik minat siswa .
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan, maka yang akan diteliti oleh penulis dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah metode pembelajaran yang menyenangkan?
1.3 Tujuan
Dari latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui bagaimanakah metode pembelajaran yang menyenangkan.
1.4 Manfaat
Dari tujuan di atas, maka manfaat yang diperoleh sebagai berikut.
1.4.1 Bagi Penulis
Memberi solusi bagaimana belajar sambil bermain yang membuat minat siswa untuk belajar lebih tinggi.
1.4.2 Bagi Siswa
Siswa
semakin giat belajar dan berusaha bersaing dengan teman yang lain untuk
mendapatkan nilai yang lebih baik. Siswa juga bisa belajar sambil
bermain.
1.4.3 Bagi Guru
Sebagai sarana pembelajaran yang mudah sehingga guru tidak khawatir bila siswa tidak belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Metode belajar
Metode
pembelajaran dapat diartikan sebagai rencana yang sistematis untuk
menyampaikan informasi (Gerlach dan Elly, 80:14). Bisa diartikan juga
metode: ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, eksperimen,
laboratorium, penemuan (discovery atau inquiry), investigasi,
eksplorasi, pemecahan masalah, permainan, matematika di luar kelas,
pemberian tugas (drill atau latihan), bermain peran, dan pembelajaran
kooperatif.
Metodelogi
mengajar adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melakukan
aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari
pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan
suatu kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik dalam arti
tujuan pengajaran tercapai.Agar tujuan pengajaran tercapai sesuai dengan
yang telah dirumuskan oleh pendidik, maka perlu mengetahui, mempelajari
beberapa metode mengajar, serta dipraktekkan pada saat mengajar.
2.2 Macam-macam metode belajar
1.Metode Belajar Menggunakan Kartu Bridge
Metode
menggunakan kartu bridge adalah metode belajar yang menyenangkan,sangat
efisien serta menarik minat siswa dalam belajar karena dengan
pembelajaran tersebut siswa diajak untuk belajar menjawab soal yang
diambil secara acak melalui setumpukan kartu bridge yang dibaliknya
sudah diberi soal dan nomor soal. Selain kartu bridge yang sudah diberi
soal dan nomor soal, disediakan pula kunci jawab bernomor yang
dilekatkan di balik kartu lain. Sehingga setelah menjawab soal yang
disediakan, siswa dapat melihat jawaban soal tersebut di kartu jawaban
sesuai dengan nomor kartu soal.
Kelebihan :
a. Sebagai tolok ukur atau latihan. Memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif, bertanggung jawab dan percaya diri sendiri.
b. Belajar dapat digunakan sebagai permainan
Kelemahan :
a. Soalnya
terbatas karena jumlah kartu bridge hanya 52,jadi soal yang digunakan
hanya berjumlah sesuai dengan jumlah kartu bridge.
2. Metode Pemberian tugas
Kelebihan :
a. Pengetahuan yang di peroleh murid dan hasil belajar, hasil percobaan atau
hasil penyelidikan yang banyak berhubungan dengan minat atau bakat yang
berguna untuk hidup mereka akan lebih meresap, tahan lama dan lebih
otentik.
b. Mereka berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil
inisiatif, bertanggung jawab dan berdiri sendiri.
c. Tugas dapat lebih meyakinkan tentang apa yang di pelajari dari guru, lebih
memperdalam, memperkaya atau memperluas wawasan tentang apa yang di
pelajari.
d. Tugas dapat membina kebiasaan siswa untuk mencari dan mengolah sendiri
informasi dan komunikasi. Hal ini di perlukan sehubungan dengan abad
informasi dan komunikasi yang maju demikian pesat dan cepat.
Kelemahan :
a. Pengetahuan yang di peroleh murid dan hasil belajar, hasil percobaan atau
hasil penyelidikan yang banyak berhubungan dengan minat atau bakat yang
berguna untuk hidup mereka akan lebih meresap, tahan lama dan lebih
otentik.
b. Mereka berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil
inisiatif, bertanggung jawab dan berdiri sendiri.
c. Tugas dapat lebih meyakinkan tentang apa yang di pelajari dari guru, lebih
memperdalam, memperkaya atau memperluas wawasan tentang apa yang di
pelajari.
d. Tugas dapat membina kebiasaan siswa untuk mencari dan mengolah sendiri
informasi dan komunikasi. Hal ini di perlukan sehubungan dengan abad
informasi dan komunikasi yang maju demikian pesat dan cepat.
Kelemahan :
Metode ini dapat membuat siswa bergairah dalam belajar di lakukan dengan
berbagai variasi sehingga tidak membosankan.
berbagai variasi sehingga tidak membosankan.
3.Metode Ceramah
Ceramah
adalah penuturan atau penerangan secara lisan oleh guru terhadap kelas.
Alat interaksi yang terutama dalam hal ini adalah “berbicara". Dalam
ceramahnya kemungkinan guru menyelipkan pertanyaan pertanyaan, akan
tetapi kegiatan belajar siswa terutama mendengarkan dengan teliti dan
mencatat pokok pokok penting, yang dikemukakan oleh guru; bukan menjawab
pertanyaan-pertanyaan siswa.
Dalam
lingkungan pendidikan modern, ceramah sebagai metode mengajar telah
menjadi salah satu persoalan yang cukup sering diperdebatkan. Sebagian
orang menolak sama sekali dengan alasan bahwa cara sebagi metode
mengajar kurang efisien dan bertentangan dengan cara manusia belajar.
Sebaliknya, sebagian yang mempertahankan berdalih, bahwa ceramah lebih
banyak dipakai sejak dulu dan dalam setiap pertemuan di kelas guru tidak
mungkin meninggalkan ceramah walaupun hanya sekedar sebagai kata
pengantar pelajaran atau merupakan uraian singkat di tengah pelajaran.
Kalau
kita teliti lebih lanjut, sebenarnya alasan-alasan tersebut di atas
tidaklah sama sekali salah, tatapi juga tidak sama sekali benar. Hal
yang sebenarnya adalah bahwa dalam situasi-situasi tertentu, metode
ceramah merupakan metode yang paling baik, tetapi dalam situasi lain
mungkin sangat tidak efisien. Guru yang bijaksana senantiasa menyadari
kondisi-kondisi yang berhubungan situasi pengajaran yang dihadapinya,
sehingga ia dapat menetapkan bilamanakah metode ceramah sewajamya
digunakan, dan bilakah sebaiknya dipakai metode lain. Tidak jarang guru
menunjukkan kelernahannya, karena ia hanya mengenal satu atau dua macam
metode saja dan karenanya ia selalu saja menggunakan metode ceramah
untuk segala macam situasi. Kelemahan ini juga merupakan salah satu
sebab mengapa metode ceramab dikritik orang, dan sering dirangkaikan
dengan sifat verbalistis (kata-kata tetapi tidak mengerti artinya).
Situasi di bawah ini sesuai untuk penggunaan metode ceramah:
a. Kalau
guru akan menyampaikan fakta atau pendapat dimana tidak terdapat bahan
bacaan yang merangkum fakta yang dimaksud. Sebagai contob: di suatu
kelas SMP, guru mengajarkan Sejarah terbentuknya candi Borobudur. Di
perpustakaan sekolah tidak tersedia bukti yang menggambarkan sejarah
candi tersebut. Maka tepatlah bila guru memberikan penjelasan dengan
metode ceramah.
b. Jika
guru akan menyampaikan pengajaran kepada sejumlah siswa yang besar
(misalnya sekitar 75 orang atau lebih), maka metode ceramah Iebih
efisien dari pada metode lain seperti diskusi, demonstrasi atau
eksperimen. Sebab dengan diskusi, guru harus mengatur slswa berkelompok
dengan mengubah susunan kursi, sudah tentu dibutuhkan kelas yang besar.
Juga guru akan mengalami kesulitan dalam mengawasi kelompok-kelompok
yang berjumlah besar. Demikian pula untuk penyelenggaraan demonstrasi
atau eksperimen untuk jumlah besar, selain alat-alat yang tidak
mencukupi, pengelolaan pengajaran juga mengalami kesulitan.
c. Kalau
guru adalah pembicara yang bersemangat sehingga dapat memberi motivasi
kepada siswa untuk mengerjakan suatu pekerjaan. Dalam keadaan tertentu,
sebuah pembicaraan yang bersemangat akan mcnggerakkan hati siswa untuk
menimbulkan tekad baru. Misalnya ceramah tentang sejarah perjuangan
bangsa Indonesia.
d. Jika
guru akan menyimpulkan pokok-pokok penting yang telah diajarkan,
sehingga memungkinkan siswa untuk melihat lebih jelas hubungan antara
pokok yang satu dengan lainnya. Misalnya, setelah guru selesai
mengajarkan sejarah perjuangan bangsa, kepada para siswa ia memberi
tugas untuk menjawab beberapa pertanyaan yang dikerjakan dirumah.
Kemudian pada pelajaran berikutnya, guru membicarakan bersama tugas yang
telah dikerjakan siswa, dan guru menyimpulkan garis besar sejarah
tersebut.
e. Kalau
guru akan memperkenalkan pokok bahasan baru. Dalam sebuah kelas, siswa
telah sampai pada bagian tata bahasa yang membicarakan tata kata. Untuk
itu guru akan menjelaskan perbedaan antara fonetik dan fonemik dengan
berbagai contoh.
Kelebihan :
a. Guru menguasai arah pembicaraan seluruh kelas :
Kalau kelas sedang berdiskusi, sangatlah mungkin bahwa seorang siswa mengajukan pendapat yang berbeda dengan anggota kelompok yang lain, hal ini dapat mempengaruhi suasana dan diskusi jadi berkepanjangan bahkan sering menyimpang dari pokok bahasan. Tetapi pada metode ceramah hanya guru yang berbicara, maka ia dapat menentukan sendiri arah pembicaraan.
Kalau kelas sedang berdiskusi, sangatlah mungkin bahwa seorang siswa mengajukan pendapat yang berbeda dengan anggota kelompok yang lain, hal ini dapat mempengaruhi suasana dan diskusi jadi berkepanjangan bahkan sering menyimpang dari pokok bahasan. Tetapi pada metode ceramah hanya guru yang berbicara, maka ia dapat menentukan sendiri arah pembicaraan.
b. Organisasi kelas sederhana :
Dengan ceramah, persiapan satu-satunya bagi guru adalah buku catatannya. Pada seluruh jam pelajaran ia berbicara sambil berdiri atau kadang-kadang duduk. Cara ini paling sederhana dalam hal pengaturan kelas, jika dibandingkan dengan metode demonstrasi dimana guru harus mengatur alat-alat. Atau dibandingkan dengan kerja kelompok, dimana guru harus membagi kelas ke dalam beberapa kelompok, ia harus merubah posisi kelas.
Dengan ceramah, persiapan satu-satunya bagi guru adalah buku catatannya. Pada seluruh jam pelajaran ia berbicara sambil berdiri atau kadang-kadang duduk. Cara ini paling sederhana dalam hal pengaturan kelas, jika dibandingkan dengan metode demonstrasi dimana guru harus mengatur alat-alat. Atau dibandingkan dengan kerja kelompok, dimana guru harus membagi kelas ke dalam beberapa kelompok, ia harus merubah posisi kelas.
Kelemahan :
a. Guru
tak dapat mengetahui sampai dimana siswa telah mengerti pembicaraannya.
Kadang-kadang guru beranggapan bahwa kalau para siswa duduk diam
mendengarkan atau sambil mengangguk-anggukkan kepalanya, berarti mereka
telah mengerti apa yang diterangkan guru. Padahal anggapan tersebut
sering meleset, walaupun siswa memperlihatkan reaksi seolah-olah
mengerti, akan tetapi guru tidak mengetahui sejauh mana penguasaan siswa
terhadap pelajaran itu. Oleh karena itu segera setelah ia berceramah,
harus diadakan evaluasi, misalnya dengan tanya jawab atau tes.
b. Kata-kata
yang diucapkan guru, ditafsirkan lain oleh siswa. Dapat terjadi bahwa
siswa memberikan pengertian yang berlainan dengan apa yang dimaksud oleh
guru. Kiranya perlu kita sadari bahwa tidak ada arti yang mutlak untuk
setiap kata tertentu. Kata-kata yang diucapkan hanyalah bunyi yang
disetujui penggunaannya dalam suatu masyarakat untuk mewakili suatu
pengertian. Misalnya: kata modul, bagi siswa SLTP Terbuka dan mahaiswa
UT diartikan sebagai salah satu bentuk bahan belajar yang berwujud buku
materi pokok. Sedangkan bagi para astronout, modul diartikan sebagai
salah satu komponen dari pesawat luar angkasa. Itulah sebabnya maka
setiap anak harus membentuk perbendaharaan bahasanya berdasarkan
pengalaman hidupnya sehari-hari. Selama ada persamaan pendapat antara
pembicara dengan pendengar, maksud pembicaraan akan dimengerti oleh
pendengar. Kalau guru menggunakan kata-kata abstrak seperti “keadilan”,
“kepribadian”, “kesusilaan”, mungkin bagi setiap siswa tidak sama
pengertiannya, atau sangat kabur mengartikan kata-kata itu. Lebih-lebih
lagi bila kata-kata itu dirangkaikan dalam kalimat, akan semakin banyak
kemungkinan salah tafsir dari pembicaraan guru. Itulah sebabnya mengapa
sering terjadi siswa sama sekali tidak memperoleh pengertian apapun dari
pembicaraan guru. Oleh karena itu bila guru ingin menjelaskan sesuatu
yang kiranya masih asing bagi siswa, guru dapat menyertakan peragaan
dalam caramahnya. Peragaan tersebut dapat berbentuk benda yang
sesungguhnya, model-model dari benda, menggambarkan dengan bagan atau
diagram di papan tulis.
Langkah-langkah di bawah ini dapat dipakai sebagai petunjuk untuk mempertinggi hasil metode ceramah:
a. Tujuan pembicaraan (ceramah) harus dirumuskan dengan jelas.
b. Setelah
menetapkan tujuan, harus diteliti apakah metode ceramah merupakan
metode yang sudah tepat digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Sering
terjadi setelah melihat tujuan dan metode ternyata untuk keperluan ini
lebih tepat digunakan metode lain. Menyusun ceramah dengan memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
o bahan
ceramah dapat dimengerti dengan jelas, maksudnya setiap pengertian
dapat menghubungkan pembicaraan dengan pendengar dengan tepat.
o Dapat menangkap perhatian siswa
o Memperlihatkan kepada pendengar bahwa bahan yang mereka peroleb berguna bagi kehidupan mereka.
c. Menanamkan
pengertian yang jelas. Hal inmi dapat dilaksanakan dengan berbagai
jalan. Salah satu diantaranya adalah : guru memulai pembicaraan dengan
suatu ikhtisar/ringkasan tentang pokok-pokok yang akan diuraikan.
Kemudian menyusul bagian dari pokok bahasan yang merupakan inti, dan
akhimya disimpulkan kembali pokok-pokok yang penting dari pembicaraan
itu. Jalan lain yang dapat ditempuh misalnya, untuk setiap ungkapan
sulit, terlebih dahulu dikemukakan contoh-contoh. Atau guru terlebih
dahulu mengemukakan suatu cerita singkat bersifat ilustratif, sehingga
dapat menggambarkan dengan jelas apa yang dimaksud.
d. Menangkap
perhatian siswa dengan menunjukkan penggunaannya. Siswa akan tertarik
bila mereka melihat bahwa apa yang di pelajari berguna bagi kehidupan.
Sebuah teknik yang sering dapat menguasai perhatian siswa pada awal
ceramah sampai selesai adalah dengan menghadapkan siswa pada pertanyaan.
Dengan pertanyaan itu mereka diajak berpikir dan seterusnya mengikuti
pembicaraan guru.
4. Metode Tanya jawab
Dalam
menggunakan metode mengajar, tidak hanya guru saja yang senantiasa
berbicara seperti halnya dengan metode ceramah, melainkan mencakup
pertanyaan-pertanyaan dan penyumbangan ide-ide dari pihak siswa. Cara
pengajaran yang seperti ini dapat dibedakan dalam dua jenis ialah: (1)
metode tanya-jawab, dan (2) metode diskusi.
Perbedaan pokok diantara metode tanya-jawab dengan metode diskusi terletak pada:
1. Corak pertanyaan yang diajukan guru.
2. Sifat
pengambilan bagian yang diharapkan dari pihak siswa. Pada hakekatnya
metode tanya jawab berusaha menanyakan apakah siswa telah mengetahui
fakta-fakta tertentu yang sudah diajarkan, dalam hal lain guru juga
bermaksud ingin mengetahui tingkat-tingkat proses pemikiran siswa.
Melalui metode tanya-jawab guru ingin mencari jawaban yang tepat dan
faktuaL Sebaliknya dengan metode diskusi, guru mengemukakan
pertanyaan-pertanyaan yang agak berbeda sifatnya. Di sini guru
merangsang siswa untuk menggunakan fakta-fakta yang telah dipelajari
untuk memecahkan suatu persoalan. Pertanyaan seperti ini biasanya tidak
mempunyai jawaban yang tepat dan tunggal, melainkan lebih dari sebuah
jawaban.
Dari
penjelasan tersebut kita ketahui bahwa metode tanya jawab mempunyai
hubungan dengan metode apakah yang sedang dipakai guru metode ini sering
sukar dibedakan, tujuan dan teknik masing-masing cukup mempunyai
perbedaan yang besar sehingga dalam uraian ini seyogianya dibedakan.
Metode tanya-jawab digunakan dengan maksud :
a. Melanjutkan (meninjau) pelajaran yang lalu
b. Menyelingi pembicaraan untuk mendapatkan kerjasama siswa
c. Memimpin pengamatan dan pemikiran siswa.
Kelebihan :
a. Kelas lebih aktif karena siswa tidak sekedar mendengarkan saja
b. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya sehingga guru mengetahui hal-hal yang belum dimengerti oleh para siswa
c. Guru dapat mengetahui sampai di mana penangkapan siswa terhadap segala sesuatu yang diterangkan.
Kelemahannya :
a. Dengan
tanya jawab kadang-kadang pernbicaraan menyimpang dari pokok persoalan
bila dalarn mengajukan pertanyaan, siswa menyinggung hal-hal lain
walaupun masih ada hubungannya dengan pokok yang dibicarakan. Dalarn hal
ini sering tidak terkendalikan sehingga membuat persoalan baru.
b. Membutuhkan waktu lebih banyak.
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Dalam
proses pembelajaran dapat digunakan bermacam-macam metode. Salah
satunya menggunakan kartu bridge karena metode tersebut sangat
menyenangkan dan efisiensi. Metode belajar tersebut mengajak siswa
belajar sambil bermain sehingga tidak menimbulkan kejenuhan. Selain itu
jika dibandingkan dengan metode belajar lain,metode belajar menggunakan
kartu bridge hanya memiliki sedikit kekurangan yaitu keterbatasan kartu
yang dapat diselesaikan denngan menambah jumlah kartu sesuai dengan
jumlah soal yang diinginkan. Pembelajaran menggunakan metode ini juga
dapat diterapkan pada semua jenjang mulai dari TK hingga perguruan
tinggi dengan diadakan sosialisasi cara belajar dengan metode tersebut
terlebih dahulu. Selain itu soal yang ditempelkan pada kartu juga
disesuaikan dengan tingkat atau jenjang sekolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar